Adakah Jiwa kecilmu membacanya..?
Sebab kutuliskan dengan tinta lontar yang
berdarahkan air mata
Lalu kubacakan dengan nafas tersengal sendu
Hingga kurangkai dengan sepintal kesetiaan
yang tercipta dari dasar kesadaranku
Pernahkah bayangmu mengusik tatapan
wajahku..?
Yang terlerai dengan penyesalan tentang
rajuk cinta
Meronta-ronta bagai kicauan petir di tengah
badai yang terselimuti cerita indah
Ingin jiwa ini menggelebu pada kegelisahan
yang menggeliat
Membentuk sukma cinta hingga berubah
menjadi tangisan
Karena kusadari rembulan pun risau
mencurahkan cahayanya
Ketika separuh malam enggan menampakkan
kegelapannya
Hey... Kau Perempuanku
Dengarlah gubrisan sukma ini
Bercerita tentang seribu malam tanpa
penerangan
Bercerita tentang langkah kaki yang
bertapak di ditujuh kisah
Berjalan pelan menaklukkan puncak puncak
rindu
Lalu berharap akan waktu yang mampu kulipat
Hingga cinta yang kubawa sandar pada titik
kecemburuan itu
Masihkah kau dengan senyum yang dulu..?
Masihkah kau dengan rambut indah yang
terurai bagai sutera..?
Masihkah kau dengan dua bola mata hitam
yang terpancar indah..?
Masihkah kau dengan cerita yang pernah
terjadi..?
hahahah....
Pertanyaan ini hanyalah kegilaanku yang
masih mempertanyakanmu
Harapan ini hanyalah mimpiku yang masih
mengharapkanmu
Hingga sukar untuk aku tebak ujung cerita
ini ada di mana
Ketika kuberlari bersama cinta yang tak
terbahasakan
Ingin rasanya kemenikam cinta dengan darah
dan air mataku
Hingga kuraih kesejukan di tengah gurun yang
bersalju
Dan tidur bersama tumpukan masa lalu
Kusentuhkan ingatanku ke dalam latar
pandanganmu
Lalu radarku mengarungi luasnya kesedihanmu
Hingga menembus luka luka cinta
Dan kujatuh
ke dalam kotak cerita, cerita tentang semua puisi, cerita tentang ribuan
sajak, hingga cerita tentang
dongeng-dongeng cinta, yang sedetik lagi akan usai
Bagiku perempuanku adalah makna dibalik
hujan
Yang tak pernah hilang memberikan kesejukan
Seperti tarikan nafas yang terpintal dengan
darah dan nadiku
Dan kujadikan sendu kasih diseribu kisah
berikutnya
Disepanjang kisah ini bercerita...
Aku bukanlah lelaki yang sedang menunggu
bidadari-bidadari bumi
Aku bukanlah lelaki yang sedang menangisi
dentik penyesalan
Bukan pula lelaki yang tak mampu menjadikanmu
teman bercinta
Bahkan bukan lelaki yang gemar
membaringkanmu di tahta cinta
Tapi...
Disepanjang kisah itu bercerita..
Tiba waktu yang berbahasa
Aku adalah lelaki yang menunggumu
dikeabadian
Aku adalah lelaki yang sedang tersnyum
menyaksikan kebahagiaanmu
Aku adalah lelaki yang mengajarimu agama
secara batin
Dan aku adalah lelaki sering menyelimutimu
dengan cinta dan rasa sayang
Wahai Perempuanku...
Dengan segala kesadaran kunyatakan rasa dengan
seksama
Aku menyudahi segala kisah, dan menutup
rasa dengan paksa
Hingga harapan yang kini terangkul dalam
sekedip perpisahan
Menjadi titik kerinduan yang tak mengenal
ujung batas
Wahai Perempuanku
Biarkan kupergi dengan sedikit tangisan
yang kubawa secara damai
Biarkan
kunyanyikan namamu dalam dawai melodiku
Biarkan sayapku membentang dan
menerbangkanku jauh dari ingatanmu
Lepaskan seluruh untaian rasa yang mungkin
akan membelenggu
Biar kusisihkan pengakuanku pada kerinduan
yang mungkin terjadi
Dan izinkan kumenghilang dari semua
kenanganmu..
@SAORAJAE PRODUCTION
0 komentar:
Posting Komentar